Minggu, 11 Januari 2009

Ciri-Ciri Neoliberalisme

Untuk dapat mengenal wujud neoliberalisme secara lebih jelas, maka harus mengetahui secara jelas apa saja yang menjadi ciri-ciri dari neoliberalisme tersebut. Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh neoliberalisme adalah sebagai berikut :
1. Pasar Yang Berkuasa, Bukan Pemerintah atau Negara
Membebaskan kegiatan swasta dari peraturan dan kebijakan pemerintah, walaupun kegiatan swasta tersebut membawa dampak yang sangat buruk terhadap rakyat dan kehidupan kemasyarakatan. Hal ini terlihat dari gencarnya tekanan swasta terhadap pemerintah untuk memperlemah serikat buruh serta perlu diturunkannya upah buruh, bebasnya swasta membeli tanah petani seluas-luasnya dan selama-lamanya, dan lain sebagainya.
2. Mengurangi Biaya Untuk Fasilitas dan Pembangunan Umum
Seperti dana untuk pendidikan, kesehatan, penyediaan air bersih, dan pembangungan daerah secara umum harus dikurangi. Tentu saja orang miskinlah yang akan terkena dampak yang paling besar.
3. Mencabut Peraturan
Peraturan-peraturan yang mengganggu keuntungan ekonomi, harus dicabut atau sedikitnya dikurangi jumlahnya. Misalnya dengan menghapus atau mengganti peraturan tentang kewajiban melestarikan lingkungan hidup, jaminan kondisi kerja, atau peraturan tentang kesehatan makanan dan lain sebagainya.
4. Privatisasi/Swastanisasi
Dengan alasan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kepada rakyat, maka perusahaan milik negara harus dijual, termasuk penjualan jenis-jenis usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Misalnya perusahaan air, listrik, sekolah, rumah sakit, bank dan kereta api. Sektor-sektor ini memang perlu ditingkatkan pelayanannya kepada rakyat, namun bukan berarti bahwa perusahaan negara ini harus dijual kepada pihak swasta. Perusahaan milik negara yang sudah berada di tangan swasta, akhirnya juga mengalami kenaikan ongkos dan biaya yang harus dibayar oleh rakyat, dimana keuntungan atas kenaikan ongkos dan biaya itu hanya diperoleh oleh beberapa orang saja.


5. Pencabutan Bantuan Sosial
Bantuan negara atau pemerintah untuk orang yang paling miskin harus dicabut. Kelompok miskin ini dipaksa untuk mengatasi sendiri masalah kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya yang mereka alami.
6. Pasar Bebas
Ditingkat Internasional, paham neoliberalisme berusaha untuk memudahkan perdagangan antara negara, supaya bahan-bahan, hasil bumi, dan perusahaan bisa bergerak secara lebih bebas dalam mencari bahan-bahan dan tenaga kerja yang lebih murah. Semua itu ditujukan untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang paling tinggi. Menurut NeoLiberalisme, salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan mencabut semua kontrol yang dianggap menghalangi pasar bebas, umpamanya tentang Bea/cukai (tariffs), peraturan, beberapa standar, undang-undang, halangan investasi dan aliran lalu-lintas modal.
7. Monopoli Teknologi
Penggunaan teknologi yang hanya dapat dikuasai dan dikelola oleh pemilik modal untuk memproduksi produk-produknya. Pengguna produknya juga akan tergantung kepadanya, tanpa menghiraukan kehancuran ekonomi, politik, budaya, social, kesehatan, dan lingkungan hidup akibat penggunaan produknya.
8. Penggunaan Militer dan Kekerasan
Secara gejala tampak bahwa neoliberalisme anti militerisme. Misalnya, keputusan untuk melakukan embargo senjata terhadap TNI akibat peristiwa Santa Cruz, Timor-Timur atau yang paling mutakhir, ancaman pengadilan internasional bagi jenderal-jenderal yang melanggar HAM. Padahal sesungguhnya tidak demikian, kaum neoliberalis justru akan sangat membutuhkan militer untuk mengamankan investasinya.
Mengapa demikian, karena kebijakan neoliberal akan melahirkan banyak pengangguran, turunnya derajat kesejahteraan rakyat akibat daya beli yang rendah dan harga kebutuhan pokok tinggi. Kesenjangan ini memunculkan protes sosial yang nantinya mengganggu stabilitas politik dan investasi. Agar supaya tidak mengganggu, maka kaum neoliberalis akan menggunakan militer untuk memadamkan protes sosial tersebut. Dengan kata lain, paham neoliberal justru sangat membutuhkan militer, tetapi bukan militer yang langsung terjun ke dunia bisnis. Tetapi militer yang profesional, militer yang hanya sekedar berfungsi mengamankan modal.

Tidak ada komentar: